Alasan Whatsapp Tunda Aturan Baru Hingga 15 Mei Dan Signal Menjadi Aplikasi Terpopuler Di App Store 40 Negara Dan 18 Negara Di App Store.

 WhatsApp atau sering disingkat WA menunda pembaruan aturan kebijakan layanan dan privasi bagi pengguna layanan pesan instan hingga 15 Mei mendatang. Kebijakan privasi yang sebelumnya hendak di berlakukan pada 8 Februari kembali diundur. Penundaan dilakukan imbas kekhawatiran pengguna lari dari aplikasi pesan instan tersebut.

Selain itu, menurut Whatsapp penundaan juga dilakukan untuk memberi waktu lebih panjang bagi pengguna untuk meninjau ulang tentang aturan baru itu. Whatsapp juga menjamin tidak akan ada akun yang dihapus setelah 8 Februari, karena dilakukan penundaan pembaruan.

Baca JugaAtlus Lepas Trailer Baru untuk Persona 5 Scramble Versi Global

Sebelumnya, awal Januari Whatspp meminta pengugna untuk menyetujui pembaruan penggunaan layanan dan privasi. Jika pembaruan itu tak disetujui, maka pengguna tak bisa melanjutkan penggunaan pesan instan itu. Perubahan ini banyak disalahartikan bahwa komunikasi pengguna di platform itu bakal bisa diawasi. Namun, Whatspp menyanggah hal itu.

 

Selain itu, Whatsapp yang dibeli Facebook sejak 2014 memang telah membagikan sejumlah metadata kepada Facebook sejak 2016. WhatsApp mengaku telah menerima masukan dan pertanyaan dari banyak pengguna bahwa pembaruan kebijakan privasi itu kurang dimengerti. Tidak hanya itu, menyebarnya misinformasi yang beredar menyebabkan kekhawatiran para penggunanya.

 

WhatsApp klaim ide ini merupakan sebuah ide sederhana, yakni apa yang pengguna bagikan dengan teman dan keluarga hanya diketahui oleh pengguna dan pihak penerima. Melalui cara tersebut, WhatsApp juga mengklaim akan selalu melindungi percakapan pribadi pengguna dengan enkripsi end-to-end. 

 

Keamanan dan kerahasiaan pengguna dinilai  tidak berubah dengan adanya pembaharuan yang dilakukannya. Namun pembaruan kali ini mencakup opsi-opsi baru bagi pengguna untuk berkirim pesan dengan akun bisnis di WhatsApp. Pembaruan itu juga bakal memberikan transparansi lebih lanjut mengenai cara WhatsApp mengumpulkan dan menggunakan data dengan akun bisnis.

 

Whatsapp memang memperbolehkan akun bisnis yang menggunakan layanan analitik pihak ketiga untuk mengumpulkan percakapan dengan pengguna. Namun, sebuah notifikasi akan diberikan pada pengguna ketika memulai pembicaraan dengan akun bisnis yang menggunakan layanan pihak ketiga ini. Lebih lanjut, WhatsApp mengatakan telah membantu menghadirkan enkripsi end-to-end bagi orang-orang di seluruh dunia. Mereka mengatakan akan berkomitmen untuk mempertahankan teknologi keamanan itu hingga masa mendatang.

 

Dikutip dari Tech Crunch, selain menimbulkan kebingungan pengguna, isu aturan baru itu juga menimbulkan potensi gugatan hukum, yang berujung pada investigasi nasional, dan mendorong jutaan pengguna untuk menggunakan aplikasi pesan instan lain. Akibat peristiwa ini, puluhan juta pengguna beralih ke Telegram dan Signal. Beberapa pekan belaangan, Signal menjadi aplikasi terpopuler di App Store 40 negara dan 18 negara di App Store.

0 Komentar