Seorang nelayan dilaporkan menemukan benda yang mirip dengan rudal dengan kamera di dalamnya di perairan sekitar Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Hasil identifikasi awal menyebut benda tersebut merupakan Unmanned Underwater Vehicle atau drone bawah air milik cina.
Penemuan UUV yang diduga milik negara asing di Indonesia merupakan hal yang serius. UUV bisa digunakan untuk kepentingan militer sebuah negara. Gunanya bisa untuk memata-matai. Dikutip dari USS Nautilus, UUV sangat canggih yang bisa beroperasi tanpa awak. UUV dapat dibagi menjadi dua kategori, kendaraan bawah air ROV (dioperasikan dari jarak jauh) yang dikendalikan oleh operator jarak jauh dan AUV (kendaraan bawah air otonom) yang beroperasi seperti robot.
Di Amerika Serikat, UUV diandalkan untuk membantu operasi kapal selam. UUV sampai saat ini telah digunakan untuk pengawasan laut dan pembukaan tambang. Di masa mendatang, UUV direncanakan menggantikan perang kapal selam. Dikutip dari Absolute Reports, UUV sama dengan kendaraan bawah air otonom (automatic underwater vehicle/AUV) atau disebut seaglider. Di dunia militer, AUV lebih sering disebut sebagai UUV.
Baca Juga: Game of The Year Steam Awards 2020 adalah Red Dead Redemption 2
UUV adalah robot yang melakukan perjalanan bawah air tanpa memerlukan kendali langsung dari operator. UUV dioperasikan dari jarak jauh oleh pilot melalui umbilical atau menggunakan remote control. Dikutip dari Ocean Explorer, AUV adalah kendaraan bawah air otonom yang digunakan untuk melakukan penelitian bawah air. AUV mirip dengan rover Curiosity yang digunakan NASA di Mars. AUV beroperasi secara independen dari manusia. Tidak seperti kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROM), AUV tidak memiliki koneksi fisik ke operator. Sebaliknya, AUV diprogram bergerak ke mana, kapan, dan apa yang harus diteliti.
AUV membawa berbagai peralatan untuk pengambilan sampel dan survei, seperti kamera, sonar, dan sensor kedalaman. Tidak seperti ROM, yang mengirimkan video melalui tethers mereka setiap saat ke ruang kontrol di kapal, AUV menyimpan semua data, termasuk gambar dan data sensor lainnya, di komputer onboard. Data itu bisa diambil jika AUV mengakhiri penyelaman. AUV memiliki bobot yang bervariasi dan menggunakan baling-baling sebagai pendorong. Sebagian besar AUV menggunakan baterai khusus, meskipun beberapa AUV telah menggunakan sel bahan bakar atau tenaga surya isi ulang.
Credence Research memberitakan, UUV dirancang untuk beroperasi mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari. Kemampuan menyelam UUV juga beragam. Untuk jenias Remotely Operated Vehicles (ROV) mempu menyelam hingga kedalaman sekitar 200 meter. Sedangkan Autonomos Underwater Vehicles (AUV) sekitar 200 sampai 1.000 meter. Adapun jenis Hybrid Underwater Vehicles bisa menyelam hingga kedalaman lebih dari 3.000 meter.
ROV pada umumnya digunakan untuk kepentingan pertahanan. Sedangkan AUV
digunakan untuk kepentingan penelitian dan HUV untuk komersial. UUV saat
ini sudah digunakan oleh sejumlah negara untuk berbagai kepentingan,
mulai dari pengawasan, pengintaian, pemetaan dasar laut, inspeksi pips,
penelitian es kutub, hingga anti kapal selam.
0 Komentar