Ada Apa Dengan Telkom Dan Sebuah Jalur Kabel Bawah Laut Yang Disebut Jasuka ?

 Kita dan tentu saja pengguna layanan telkom di mana saja, pasti merasakan gangguan internet yang dirasakan sejak Minggu sore atau malam bagi yang di daerah WIT (Waktu Indonesia Timur). Wakil Presiden Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono, mengatakan sumber ganguan ini datang dari sistem komunikasi kabel laut "JASUKA" (Jawa, Sumatra dan Kalimantan) di bagian Batam-Pontianak.

Gangguan berlangsung pada hari Minggu pukul 17:33 WIB atau sekitar 19:33 WIT serta 18:33 WITA. Lebih detail, Pujo menjelaskan bahwa gangguan itu sekitar 1,5 km dari pantai Batam pada kedalaman 20 meter di bawah permukaan laut. Menurut Pujo, Telkom segera mengalihkan lalu lintas jaringan meluruskan sebagai rute komunikasi alternatif ke Batam, termasuk penambahan beberapa kapabilitas penghubung di Indonesia. Seperti dari Papua, Kalimantan maupun Jawa dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado.

Kabel bawah laut "Jasuka" ini memiliki panjang 10.860 km. Serta memiliki 17 titik pendaratan atau biasa disebut dengan landing points yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan dan Malaysia. Titik-titik tersebut berada di Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Tebing Tinggi, dan Bandar Bukit Tinggi di Malaysia. Sistem kabel maritim atau kabel bawah laut ini mulai dibangun pada tahun 2009 dan telah selesai pada tahun 2011. Telkom telah membangun infrastruktur ini dengan tujuan meningkatkan cakupan telekomunikasi hingga 90% di Indonesia pada tahun 2015. Namun terkadang suka ada penurunan kecepatan internet dan terkadang para teknisinya suka malas, bahkan jika ada ganguan di rumah-rumah penanganan dari telkom cenderung lambat dan bahkan lama, mungkin karena di daerah saya hanya memiliki satu provider yakni Telkom. Mungkin dengan membaca artikel ini ada provider lain yang inggin masuk ke daerah saya, supaya kami tidak terlalu bergantung pada Telkom,ups oke lanjut saja itu keluh kesah saya. 

teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing

David Bangun, Yakni Executive General Manager Telecommunication Infrastructure Division Telkom pada waktu itu mengatakan infrastruktur ini adalah bagian dari visi jangka panjang Nusantara Super Highway. Jalur tersebut tidak hanya digunakan untuk data, melainkan juga trafik suara, baik yang tetap maupun bergerak. Sistem kabel bawah laut itu juga tidak hanya digunakan Telkom, tapi juga operator-operator utama lain di Indonesia. 

Baca JugaAMD Berikan Jauh 6 dan Resident Evil Village Gratis Setiap Pembelian AMD Radeon RX 6900XT

Dalam pembangunan sistem kabel maritim jasuka, Telkom bekerja sama dengan jaringan Nokia Siemens Network  menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing atau yang di singkat DWDM. Teknologi ini sendiri di sebut memiliki jaringan optikal hiT 7100 yang merupakan bagian dari arsitektur Liquid Transport. Teknologi ini dipercaya dapat menghemat ongkos dengan mengadopsi teknik no dispersion compensation atau DCM-Free pada jaringan serat optik. Sebelumnya, kabel ini memiliki kapasitas bawaan sebesar 10 Gigabit per detik (Gbps). Kemudian, Di tahun 2011, Telkom dan Nokia Siemens Network mengupgrade kapasitas bandwidth hingga 40 Gbps pada tahun 2011. Pada saat itu, Nokia Siemens Network mengatakan jika kabel optik Jasuka merupakan koneksi 40 Gbps tanpa amplifier terpanjang di dunia saat beroperasi.

0 Komentar