Chip Qualcomm Snapdragon Memiliki Masalah Serius Pada Keamanannya ?

Baru-baru ini Google meluncurkan pembaruan untuk masalah keamanan dan vulnerability issues untuk perangkat Android. Akan tetapi, ada sebuah laporan yang menunjukan bahwa lebih dari 400 potongan code yang rentan ditemukan di DSP chipset Qualcomm, yang jika dibiarkan tanpa pengawasan lebih lanjut akan membuat smartphone jadi gampang di retas dan takutnya para peretas tersebut memasang malware. Badan keamanan Check Point sedang melakukan sebuah penelitian yang mereka beri nama Achilles. Dimana pada penelitian tersebut, mereka dilaporkan sedang melakukan peninjauan keamanan secara mendalam terhadap chip DSP (Digital Signal Processor) pada AP (Applications Processor) milik Qualcomm Technologies, dan menemukan ada sebuah celah yang tersembunyi di dalam Hexagon DSP dari Qualcomm Snapdragon SoC.

 DSP adalah singkatan dari Digital Signal Processor. Ini adalah salah satu komponen penting yang berfungsi untuk menjalankan perintah secara real-time antara pengguna dan firmware. Contohnya adalah pemrosesan gambar, audio dan suara, neural network calculations, kamera streaming, pemosisian GPS dan lain-lain. Celah yang sudah ditemukan diberi nama dengan kode CVE-2020-11201, CVE-2020-11202, CVE-2020-11206, CVE-2020-11207, CVE-2020-11208, dan CVE-2020-11209. Pada dasarnya celah tersebut tampaknya rentan terhadap DoS (Denial of Service) atau privilege escalation attacks.

Baca Juga: Bukan Seperti Dugaan, Prince of Persia: The Dagger of Time

Ini adalah sebuah serangan jaringan yang digunakan untuk mendapatkan akses secara tidak sah ke sistem dalam security perimeter. Setelah berhasil masuk, penyerang dapat mengendalikan perangkat target dan dapat menjadikan device target sebagai spying tool. Dimana bisa juga mereka membuat device yang di targetkan menjadi tidak berguna, ataupun memasang malware yang berfungsi agar menyembunyikan aktivitas yang mereka lakukan dan malware tersebut bersifat non-removable. Kita semua sudah tahu bahwa chip dari Qualcomm Snapdragon bisa dibilang sekitar 40% memberikan tenaganya untuk smartphone flagship yang sudah beredar sekarang ini. Dengan Android yang sudah menjadi makin rentan, akan menjadi sebuah mimpi buruk bagi perusahaan untuk menangani kasus exploitasi lebih lanjut.

0 Komentar